Wednesday, November 29, 2023

FOKUS SECARA KESELURUHAN PADA APA YANG KALIAN MINTA

 


FOKUS SECARA KESELURUHAN PADA APA YANG KALIAN MINTA 


Ketika kalian berdoa, fokus pada masalah spesifik yang kalian minta. Misalnya, "Aku berdoa agar sehat!" karena sekarang ini banyak orang yang berdoa ketika mereka sakit. 

 Jadi lakukanlah muraqabah dan fokuskan pikiran dan hati kalian pada penyakit kalian. Selama kalian berdoa, pastikan kalian fokus pada masalah yang ada di hadapan kalian.

 Misalnya, jika seseorang berkata pada kalian, "Aku ingin agar putraku atau putriku menikah," "Aku ingin agar putraku lulus dengan nilai yang bagus," atau "Putraku sedang mendaftar sekolah," berusahalah untuk fokus dengan baik dan bawalah hati kalian ke dalam doa tersebut agar doa itu menjadi sempurna. 


~Mawlana Shaykh Hisham Kabbani

Friday, November 24, 2023

JUMAT MUBARAK!

 JUMAT MUBARAK!



Amal terbaik yang bisa kalian lakukan pada jiwa kalian sendiri adalah dengan meninggalkan kemungkaran yang bersifat pribadi; setelah itu kalian akan mempunyai kekuatan yang lebih besar untuk meninggalkan kemungkaran yang terang-terangan di muka umum.


~Mawlana Shaykh Hisham Kabbani

Friday, November 17, 2023

Fokus Saat Sholat Dan Saat Dzikir Khatm Khwajagan

 


Jika ia memasuki rumah itu (tempat diselenggarakannya Khatm Khwajagan--penerj.) ia tidak bisa pergi meninggalkannya, bahkan jika rumah itu akan runtuh menimpa kepalanya! Ini menunjukkan betapa ketatnya para Syuyukh Naqsybandi mengenai hal ini, yakni bahwa apa pun yang terjadi, ia harus menyelesaikan Khatm Khwajagan karena itu adalah hal yang paling penting dalam tarekat ini, untuk dilakukan seminggu sekali atau setiap hari.  


Ia juga tidak boleh melihat ke kanan atau ke kirinya, seperti di dalam Syariah, seseorang harus fokus pada dirinya ketika sedang shalat. 

Shalat yang paling baik adalah ketika kalian tidak memberikan perhatian ke kiri dan kanan kalian, karena kalian sedang berada di antara Tangan-Tangan ar-Rahman. Bayna yadayy ar-Rahman, kalian tidak bisa memberikan perhatian pada orang ini, atau orang itu. Hal itu tidak dianjurkan, meskipun kalian tetap melakukannya.  


Sekarang ini segera setelah orang menyelesaikan shalat sunnah 2 rakaat lalu menunggu Imam untuk memimpin shalat, mereka mengobrol satu sama lain. Jangan mengatakan, "Aku sudah 20 tahun, atau 30 atau 50 tahun di tarekat, tetapi aku tidak melihat apa-apa!" Kalian tidak menjaga adab tarekat, kalian tidak menjaga adab syariah; kalian tidak menjaga adab terhadap Syekh, terhadap Nabi (saw) dan kepada Allah (swt), jadi apa yang kalian harapkan?


~Mawlana Shaykh Hisham Kabbani

Dzikir Khatm Khwajagan

 


Dikatakan bahwa Khatm al-Khawajagan diprakarsai oleh Nabi (saw) kepada Sayyidina Abu Bakr ash-Shiddiq (ra) dan dari mereka kepada Sayyidina `Abdul-Khaliq Al-Ghujdawani (q) yang merupakan imam Khatm al-Khawajagan. 

 Khatm artinya menyelesaikan wirid (jamak: awraad) yang telah diberikan kepada kalian, dan itu ada dua macam: khatm yang kecil (shaghiir, صغير) dan yang besar (kabiir, كبير). Khatm shaghiir adalah yang biasa kita lakukan setiap hari oleh kita sendiri, atau pada hari Kamis, atau Jumat. 

 Khatm kabiir dilakukan dengan menggunakan 108 batu. Kita tidak akan membahas prosedurnya, tetapi mungkin kita akan membahas sedikit tentang khatm shagir.  


Jadi mengapa kita melakukan Khawajagan? Yakni untuk membersihkan dan mencuci diri kalian dari segala kemarahan, kesombongan, adab yang buruk dan dosa-dosa selama seminggu sebelumnya, dan Allah akan memberkahi kalian, membusanai kalian dengan pahala yang tak terhingga ketika kalian memutuskan untuk datang ke tempat yang melakukan khatm tersebut, mengunjungi Syekh yang melakukannya, dan itu menjadi sebuah oase spiritual.  


Sebagaimana Grandsyekh (q) mengatakan, “Segera setelah kalian memutuskan untuk pergi ke sana, para malaikat ditugaskan untuk mendampingi kalian,” seperti halnya sekarang ini orang-orang yang terkenal mempunyai penggemar yang mengikuti mereka; Awliyaullah menunjuk seseorang untuk bertanggung jawab dan memberi dukungan kepada orang yang memutuskan untuk mengikuti Khatm al-Khawajagan. Allah menugaskan para Malaikat untuk bersama orang yang menghadiri dzikir tersebut, dan kalian tidak akan sendirian, kalian akan dibusanai dengan kekuatan malaikati dari para Malaikat yang mendampingi kalian. 


~Mawlana Shaykh Hisham Kabbani

Friday, September 29, 2023

ASRAR AWLIYA: APA YANG DIBERIKAN KEPADA PARA PENGIKUT TAREKAT NAQSYBANDI DARI KEKUATAN DAN IJAZAH PEMBACAAN MAWLID GRANDSHAYKH ABDALLAH

 ASRAR AWLIYA:  APA YANG DIBERIKAN KEPADA PARA PENGIKUT TAREKAT NAQSYBANDI DARI KEKUATAN DAN IJAZAH PEMBACAAN MAWLID GRANDSHAYKH ABDALLAH



Ketika Nabi Muhammad (saw) meminta Grandsyekh AbdAllah al-Fa'iz ad-Daghestani (qaddas Allahu sirruhu) untuk membaca Mawlid, Grandsyekh memberikan puji-pujian tambahan (az-ziyadah) dan untuk itu beliau diberi ganjaran khusus.  Kemudian beliau meneruskan az-ziyadah itu kepada Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq (radhiAllahu `anhu) dan mengatakan, "Engkau yang memberikan."  Kemudian Sayyidina Abu Bakar [Mursyid kedua dalam Silsilah Keemasan Tarekat Naqsybandi-Haqqani kita] secara rohaniah memberikan kepada seluruh murid Naqsybandi yang memperingati Mawlid an-Nabi (saw) melebihi dari apa yang mereka dapatkan bila mereka melakukan khalwat 9 tahun! 


Atas perintah Nabi (saw), Grandsyekh memberikannya kepada Sayyidina Abu Bakar (ra), yang kemudian memberikannya kepada murid-murid kekuatan untuk memberi syafaat (perantaraan, memberi pertolongan atau manfaat) bagi seluruh kerabat dan keturuannya dari Timur ke Barat hingga Hari Kiamat, dan tidak ada yang dapat mengubahnya.  Lebih jauh lagi, Grandsyekh mengatakan bahwa para pengikutnya akan mendapat keberkahan ini dalam setiap pembacaan Mawlid atau setiap acara Mawlid yang mereka hadiri!


Dan sebagaimana seorang Wali akan menanggung semua dosa murid-muridnya pada Hari Perhitungan, Allah (swt) tidak akan menghilangkan kepribadian wali itu karena hal tersebut dan tidak akan mengubahnya untuk tidak masuk Surga, sama halnya bahwa Dia tidak akan mengubah pahala murid-murid Naqsybandi yang memperingati Mawlid! 


~Shaykh Hisham Kabbani